Peran Kunci QSHE (Quality, Safety, Health, Environment) Dalam Menjaga Mutu Proyek
🔍 Peran Strategis Divisi QSHE dalam Menjaga Mutu
Proyek
Divisi QSHE (Quality, Safety, Health, Environment) ibarat sistem kontrol
vital dalam tubuh perusahaan konstruksi—mereka menjadi mata yang jeli
dan tangan yang tegas untuk menjamin setiap tahap pekerjaan mengikuti
standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
Tidak hanya bertindak reaktif terhadap masalah, QSHE berperan proaktif
dalam mengidentifikasi potensi kegagalan sejak awal agar tidak berdampak luas
pada mutu hasil akhir. Berikut penjabaran peran dan langkah-langkah
strategis QSHE:
📋 1. Perencanaan &
Prosedur yang Terdokumentasi dengan Baik
- Penetapan
Standar Mutu & Regulasi: Standar mutu harus mencerminkan persyaratan kontrak, regulasi
pemerintah (misalnya SNI), standar internasional (ISO), dan best practices
industri.
- SOP
yang Praktis & Aktual: Setiap prosedur harus dirancang dengan jelas, disosialisasikan secara
berkala, dan diperbaharui sesuai perkembangan teknologi dan metode kerja
terbaru. Contoh SOP: tata cara pengecoran, penerimaan material, dan
inspeksi harian.
- Analisis Risiko Terpadu: Gunakan metode
seperti FMEA (Failure Mode & Effect Analysis) atau HIRA (Hazard
Identification and Risk Assessment) untuk mengidentifikasi titik rawan di
setiap tahapan proyek dan menentukan langkah preventif.
🛠️ 2. Pengawasan Kualitas
Berbasis Bukti
- Inspeksi Material Masuk: Terapkan prosedur
pemeriksaan dokumen (COA, MSDS, sertifikat keaslian) dan uji visual/fisik
untuk memastikan kualitas dan kesesuaian spesifikasi.
- Inspeksi Tahapan Konstruksi: Lakukan Gate
Inspections, yaitu pemeriksaan di titik-titik krusial seperti sebelum
pengecoran dan sesudah penyelesaian struktur. Gunakan checklist digital
untuk efisiensi pelaporan.
- Pengujian Terverifikasi: Kerjasama dengan
laboratorium eksternal terakreditasi menjadi poin penting. Hasil uji harus
dibahas bersama tim teknis sebelum lanjut ke tahap berikutnya.
🎯 3. Edukasi & Budaya
Mutu yang Meresap
- Pelatihan Interaktif & Studi Kasus: QSHE
perlu merancang pelatihan berbasis simulasi nyata agar pekerja memahami
dampak kesalahan kerja. Misalnya, dampak dari beton yang tercampur air
berlebih.
- Membangun Mindset ‘Quality First’: Mutu
harus menjadi tanggung jawab bersama. QSHE bisa membuat kampanye
internal, seperti “Quality Hero of the Month” untuk meningkatkan
partisipasi dan kepedulian.
📑 4. Dokumentasi Digital
& Transparansi Laporan
- Audit Trail Lengkap: Setiap inspeksi,
pengujian, dan temuan harus terdokumentasi secara rapi dengan timestamp
dan penanggung jawab. Hal ini mempermudah proses audit dan evaluasi mutu.
- Pelaporan Berkala & Dashboard Mutu:
Gunakan sistem digital untuk pelaporan dengan visualisasi data berupa
grafik tren temuan, tindakan korektif, dan status perbaikan.
🔄 5. Implementasi Siklus PDCA Secara Disiplin
Langkah |
Tujuan |
Contoh Praktis |
Plan |
Menyusun rencana mutu dan
target kerja |
Rencana mutu beton K-350 dengan toleransi kekuatan minimum 95% |
Do |
Pelaksanaan sesuai prosedur |
Penerapan SOP pengecoran dengan
kontrol slump dan curing |
Check |
Evaluasi hasil pekerjaan |
Uji kuat tekan dan inspeksi
visual hasil pengecoran |
Act |
Perbaikan dan pencegahan |
Revisi metode kerja dan pelatihan ulang jika ditemukan ketidaksesuaian |
✅ Kesimpulan: Pencegahan adalah Investasi, Bukan Beban
Divisi QSHE bukan sekadar pengawas, tapi penjaga nilai dari sebuah
proyek. Dengan pendekatan yang menyeluruh, sistematis, dan melibatkan seluruh
komponen proyek, mereka dapat mencegah potensi kerugian yang besar akibat
kegagalan mutu.
Ingat: Mutu bukan sekadar target akhir, tetapi budaya kerja sehari-hari.
Komentar
Posting Komentar